Suka dan duka mewarnai pasar properti di sepanjang tahun 2017. Pada paruh kedua, Rumah.com Property Index menunjukkan median harga properti residensial secara nasional berada pada titik 103 atau naik tipis 0,39% secara quarter-on-quarter (q-o-q) dari Q1 2017.
Kenaikan Rumah.com Property Index secara nasional pada Q2 2017 (q-o-q) disebabkan oleh kenaikan median harga di sejumlah kawasan yakni DKI Jakarta (2,4%), Jawa Tengah (4,27%), serta Banten (0,65%).
Sementara itu Jawa Barat, salah satu kawasan penyuplai residensial terbesar, mengalami penurunan sebesar 1,1%.
Sementara statistik Perbankan Indonesia mencatat nilai kredit pembiayaan kembali mengalami kenaikan hingga mencapai Rp26.877 triliun. Peningkatan ini lebih tinggi dari nilai kredit pada tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukan adanya optimisime di kalangan pelaku bisnis di industri properti, khususnya apartemen.
Ditambah dengan diterapkannya berbagai kebijakan yang bertujuan untuk memberikan stimulus pada sektor properti seperti BI 7-Day Repo Rate, Tax Amnesty, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Paket Kebijakan Ekonomi (PKE), dan pembangunan infrastruktur. Optimistis hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri properti, termasuk hunian vertikal seperti apartemen di Indonesia.
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia, indikasi peningkatan pertumbuhan kredit baru pada Q2 2017 diantaranya Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), yang mencatatkan kenaikan tertinggi yakni sebesar 70,7% pada Q2 2017.
Untuk segmen apartemen, rasio NPL tertinggi berasal dari apartemen dengan luas kurang dari 21m2 sebesar 5,52%. Sementara rasio NPL terendah apartemen berasal dari tipe besar (di atas 70 m2) sebesar 1,77%.
Akan Jadi Tahun Politik
Sementara untuk tahun 2018, konsultan properti Colliers Internasional memproyeksikan pasar apartemen di Jabodetabek suplainya akan mencapai angka 34.000. Hal ini mengindikasikan optimisme pengembang terhadap pasar properti tanah air yang masih terus bertumbuh.
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Pengelolaan Apartemen dan Rumah Susun Real Estat Indonesia (REI), Mualim Wijoyo, “Dengan dilaksanakannya Pilkada 2017 disusul dengan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019, dapat dikatakan bahwa dua tahun kedepan merupakan tahun politik di Indonesia,” jelasnya.
“Ini merupakan momentum terbaik bagi konsumen untuk membeli properti, karena apabila menilik pada momentum serupa di tahun-tahun sebelumnya, nilai properti memiliki kecenderungan untuk naik secara signifikan setelah perhelatan politik selesai. Sehingga hal ini akan sangat menguntungkan bagi konsumen,” ia menambahkan.
Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para pengembang dalam hal ini hunian vertikal, sambung Mualim, adalah pemahaman yang tepat perihal isu-isu yang beredar tekait apartemen maupun kondisi umum yang terjadi di Indonesia.
Senada dengan Mualim, Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan menjelaskan, bahwa secara umum pasar properti Indonesia di tahun 2018 mendatang akan lebih menarik dan prospektif dibandingkan tahun 2017.
Satu tahun sebelum tahun politik 2019, pasar properti akan sedikit lebih bergairah dan ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi.
Share