logo-raywhite-offcanvas

25 Apr 2018

Co-Living Solusi Hunian Murah Kaum Milenial

Co-Living Solusi Hunian Murah Kaum Milenial

Konsep co-living sedang menjadi tren. Tingginya harga hunian dan juga harga sewa membuat banyak anak muda tidak sanggup untuk memenuhinya.

 

Co-living ini memang mirip tinggal di asrama ketika kuliah di perguruan tinggi. Namun, co-living yang ditawarkan tentunya lebih kekinian.

 

Banyak kota-kota di Asia menganggap co-living sebagai tempat tinggal para pekerja muda biasanya dari sektor teknologi informasi. Para pengelola bisa menetapkan tarif lebih tinggi dari hunian biasa.

 

Seperti dilansir dari halaman rumah123.com, di Hong Kong, konsep ini dipandang sebagai solusi jangka pendek terhadap masalah perumahan. Co-living menawarkan hunian yang terjangkau oleh mereka membutuhkan hunian.

 

Konsultan properti JLL menyatakan co-living menyediakan hunian bagi mereka yang sebelumnya tinggal di rumah keluarga, berbagi kamar dengan teman, atau tinggal di apartemen yang disubsidi.

 

“Bagi mereka yang tidak bisa masuk ke pasar hunian, kemunculan model co-living ini menawarkan solusi hunian yang terjangkau,” ujar Head of Research JLL, Denis Ma seperti dikutip oleh South China Morning Post.

 

Beberapa proyek hunian di Hong Kong seperti ibliotheque, SynBOX, dan Mini Ocean Park Station telah menawarkan konsep co-living. Seperti halnya asrama mahasiswa-mahasiswi, satu kamar bisa ditempati dua hingga empat orang.

 

Tarif sewanya sekitar 2.800 dollar Hong Kong (Rp4,9 juta) perbulan. Mahasiswa atau mahasiswi masih sanggup untuk menyewanya.

 

Selain itu, ada kamar yang bisa disewa oleh profesional muda. Mereka bisa menyewa untuk satu kamar saja, namun harga sewanya lebih tinggi.

 

Harga sewa sebesar 2.800  dollar Hong Kong (Rp4,9 juta) ini tersedia di SynBOX. Harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan sewa apartemen seluas 18 meter persegi di Met FOCUS yang mencapai 13.500 dollar Hong Kong (Rp23,8 juta).

 

Konsep ini memang menjadi solusi hunian bagi milenal di Hong Kong. Jangankan harga beli apartemen, harga sewanya saja sangat mahal. By the way, kalau di Indonesia, bisa jadi solusi nggak ya?

Share