“Generasi milenial jangan ditipu!” Itulah pesan yang disampaikan Joice Farida, Expert Lecture Consumer Banking BRI Corporate University kepada para agen properti (principal/member broker dan office manager) pada sebuah talk show yang mengangkat tema “The Millenials & Sosialisasi Risiko Kantor Broker Property Tidak Berlisensi dan SIUP-P4!”, seperti dilansir dari rumah.com.
Hal ini sangat beralasan, mengingat karakteristik ‘generasi jaman now’ yang lahir antara tahun 1980-2000 ini sangat berbeda dan unik jika dibandingkan generasi X yang lahir tahun 1965-1979. Keunikan atau ciri khas dari generasi ini seperti:
- Melek digital
- Digital sebagai media komunikasi
- Imajinasi tinggi dan fleksibel
- Realistis dalam kerja
- Cepat bosan
- Berpikiran kritis
- Efektif
- Bekerjasama
- Konsumtif atau berorientasi pada lifestyle
Berdasarkan karakteristiknya ini maka pada talk show yang digelar AREBI DPC Jakarta Selatan beberapa waktu lalu (14/3) di The Bellagio Mall, Mega kuningan, Jakarta Selatan, Joice mengingatkan para agen properti agar menyampaikan informasi sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya ketika menghadapi klien dari generasi milenial yang akan membeli rumah atau apartemen.
“Generasi milenial jangan ditipu! Sekali mereka kecewa maka habislah semua. Karena berdasarkan karakteristiknya yang melek digital dan menjadikan digital sebagai media komunikasi, maka kekecewaan mereka akan ditumpahkan di sana. Dan hal seperti ini dicerna sebagai informasi bagi lingkaran pertemanan mereka di media sosial. Apalagi jika sampai viral,” ujar Joice.
Dan dari demografi penduduk Indonesia berdasarkan usia, generasi milenial merupakan pasar yang potensial. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, saat ini Indonesia memiliki penduduk sebanyak 261.890.800 jiwa yang terbagi dalam beberapa golongan usia, seperti:
- Generasi Silent (1930-1945) sebanyak 8.752.300 jiwa atau 3,34%
- Generasi Baby Boomers (1946-1964) sebanyak 26.809.200 jiwa atau 10,24%
- Generasi X (1965-1979) sebanyak 50.513.700 jiwa atau 19,29%
- Generasi Y atau Milenial (1980-2005) sebanyak 105.520.300 jiwa atau 40,29%
- Generasi Z (di atas tahun 2005) sebanyak 70.295.300 jiwa atau 26,84%
“Generasi milenial merupakan golongan usia penduduk yang jumlahnya paling besar. Generasi ini tentunya merupakan konsumen potensial. Kondisi saat ini, kebutuhan hunian terus meningkat mencapai 70% meski ketersediaan lahan tetap,” jelas Joice.
Yang menarik, meski banyak yang berasumsi bahwa gaya generasi milenial konsumtif, misalnya seperti gemar traveling, liburan, belanja, kulineran, dan juga nongkrong-nongkrong di cafe, hingga tidak peduli kepemilikan tempat tinggal, ternyata tidak sepenuhnya benar.
Beberapa studi menunjukkan bahwa prioritas keuangan generasi milenial justru jika dijabarkan seperti berikut:
- Pengeluaran wajib reguler seperti biaya hidup, cicilan rumah, atau kendaraan
- Pengalokasian dana lebih kepada produk keuangan seperti tabungan, investasi, hari tua, dan
- Gaya hidup seperti entertainment, traveling, gadget
Bahkan hasil riset yang dilansir Alvara Research Center pada Februari 2017 menunjukkan bahwa generasi milenial adalah generasi yang melek terhadap produk keuangan. Kepemilikan tabungan bagi generasi ini menjadi kepemilikan terbesar sebanyak 94,5%.
Joice juga menambahkan, bahwa menghadapi klien dari generasi milenial penting untuk memberikan informasi yang detil dan disesuaikan dengan karakteristik mereka. “Berdasarkan karakteristiknya, tawarkan generasi milenial rumah atau apartemen kecil di kisaran harga Rp300 – Rp500 juta, untuk tenor KPR maksimal 15 tahun, dan wajibkan membayar DP karena mereka ingin cepat selesai.”
Share