Pembangunan kereta layang (elevated loop line) di Jakarta memang rencananya baru akan dibangun pada 2020. Tapi, pada akhir 2019 pembangunannya sudah bisa dimulai setelah groundbreaking.
"Triwulan 4, paling baru groundbreaking di beberapa titik. Tapi, untuk full speed-nya di 2020," kata Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata, seperti dikutip detikFinance, Rabu (16-5-2018).
Adhi Karya merupakan anggota konsorsium dari tiga badan usaha yang menginisiasi pembangunan proyek kereta layang tersebut. Konsorsium tersebut terdiri atas Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Sebelum masuk ke tahapan konstruksi, menurut Pundjung, ada beberapa hal yang mesti dilakukan terkait pengerjaan jaringan konstruksi dan desain. "Kalau jaringan network terkait dengan konstruksi di antaranya adalah identifikasi underground utility, yakni instalasi bawah tanah yang akan berbenturan dengan konstruksi. Itu harus kami data dulu semuanya," katanya.
Untuk bagian desain, salah satunya adalah pengerjaan detail topografi. "Kemudian detail topografi survei, sehingga setelah itu kami akan melakukan finalisasi detail engineering design-nya, baru setelah itu akan terjadi konstruksinya," katanya lagi.
Waktu konstruksi kurang lebih empat tahun, dengan menimbang panjang lintasan kereta yang bakal dibangun, yakni sekitar 26 kilometer (km). "Kalau 26 kilometer, empat tahun konstruksi. (Maka) feasibility study (studi kelayakan) sekitar satu tahun. (Jadi) Total butuh lima tahun," katanya.
Kini Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mempelajari proposal pembangunan proyek jalur kereta layang melingkar atau loop line atau circular line tersebut.
Transportasi berbasis rel ini kemungkinan berkecepatan 90 kilometer per jam tanpa masinis. Kereta tanpa masinis ini lebih kecil kemungkinannya mengalami kecelakaan. "Justru kalau pakai otomatis, human error akan hilang, akan kecil," kata Pundjung.
Proyek yang akan butuh anggaran sekitar Rp15 triliun ini rutenya mencakup Manggarai-Tanah Abang-Duri-Kampung Bandan-Kemayoran dan balik lagi ke Manggarai. Setidaknya akan ada 15 hingga 20 stasiun perhentian yang dimiliki jalur ini. Empat di antaranya akan terintegrasi dengan stasiun KRL eksisting yakni stasiun Jatinegara, Manggarai, Tanah Abang, dan Bukit Duri.
Proyek yang juga disebut dengan Jabodetabek Circular Line ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercatat dalam lampiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Harapannya sih adanya kereta layang ini bisa mengurangi kemacetan jalan raya karena jumlah perlintasan sebidangnya juga berkurang. Jalur baru bakal dibangun di atas jalur yang sudah ada sekarang, sedangkan jalur eksisiting bisa dimanfaatkan untuk yang lain, semisal lalu-lintas kereta barang. Semoga aja sih Jakarta bebas dari kemacetan kalau moda transportasi umum yang satu ini sudah rampung pembangunannya.
Share