Bangunan sekolah ini impresif dan inovatif. Tidak heran kalau gedung ini meraih penghargaan arsitektur kelas dunia RIBA International Prize sebagai pemenang kedua. Seharusnya bangunan sekolah di Indonesia kayak begini ya.
Dua biro arsitektur asal Brasil, Aleph Zero dan Rosenbaum berkolaborasi merancang sekolah ini. Keduanya berkeinginan menemukan kembali akar budaya Brasil.
Seperti dilansir dari situs properti rumah123 dan desain Dezeen menyatakan lokasi sekolah ini berada di hutan hujan di bagian Utara Brasil. Sekolah ini memiliki luas 25.000 meter persegi dan bisa menampung 540 siswa.
Kedua firma ini menyelesaikan bangunan pada 2016. Kompleks bangunan ini dinamakan Children Village dan melayani sekolah Canuana, salah satu fasilitas pendidikan yang dikelola dan didanai oleh Bradesco Foundation.
Bangunan ini terdiri dari dua gedung yang identik, halaman, serta asrama. Ada pemisahan area untuk anak laki-laki dan perempuan. Siswa-siswi datang dari daerah terpencil di Brasil.
Sebelum mendesain, para arsitek berbincang dengan para siswa. Arsitek ingin mengembangkan desain lebih baik serta memastikan hasilnya bisa membuat mereka nyaman meski jauh dari rumah.
Studio arsitek menggunakan bahan dari tanah liat untuk bangunan. Material ini tergolong murah dan bisa tahan lama. Bagian atap memanfaatkan material kayu. Arsitek ingin bangunan bisa selaras dengan iklim tropis.
Children Village hanya menjadi juara kedua, setelah kalah dari bangunan perguruan tinggi Universida de Ingenieria y Tecnologia (UTEC) di Peru yang dirancang oleh biro arsitek Grafton Architects.
RIBA International Prize dirilis pada akhir tahun 2015. Penghargaan ini menggantikan Lubetkin Prize. Penghargaan ini terbuka untuk bangunan dari beragam ukuran, bentuk dan biaya, negara mana, dan siapa pun arsitek yang berkualifikasi. Syaratnya, bangunan sudah selesai dalam tiga tahun terakhir. Hmm, seharusnya sekolah di Indonesia kayak begini ya biar murid-murid semangat belajar.
Share
