Bukan cerita baru bahwa para milenial punya gaya hidup tak terkendali. Beli gadget baru, nongkrong di kafe-kafe, traveling, beli baju dan sepatu branded, dan lain-lainnya. Gaji sedikit atau banyak tetap saja tak bersisa. Sampai kapan para milenial akan terus begini?
Memprioritaskan gaya hidup tak jarang menjerat kita dalam masalah, bahkan bisa sampai ke penjara lho! Membiayai gaya hidup bisa tak berujung. Semakin gaya, semakin menguras isi kantong. Alhasil, bukan saja bikin kita ga bisa punya hal yang penting semisal hunian, malah bisa jadi berakhir dengan drama nelangsa. Ga percaya? Coba kita tengok cerita dari australiaplus.com, Kamis (15/03/2018), berikut ini:
Di Melbourne, ada seorang mantan agen properti LJ Hooker yang baru saja divonis 5 tahun penjara karena mencuri lebih dari $6 juta (atau sekitar Rp60 miliar) dari dana kliennya. Dia menghabiskan uang itu untuk membeli pakaian, perhiasan, obat-obatan terlarang dan barang-barang pribadi lainnya.
Adalah Joseph Tri Ngo (37) dan istrinya, Judy Nguyen, mengelola enam cabang LJ Hooker di Melbourne, termasuk sejumlah kantor di wilayah Box Hill dan Doncaster, hingga April 2016.
Pada November, Ngo mengaku bersalah atas 48 tuduhan mengalihkan penjualan dan uang sewa ke rekening pribadinya antara Januari 2015 dan Maret 2016. Dia alihkan uang itu untuk membeli sabu lebih dari $300.000 (atau sekitar Rp3 miliar), sebanyak $100.000 (sekitar Rp1 miliar) untuk perhiasan dari toko kelas atas, Tiffany & Co.
Dalam vonisnya, Hakim Pengadilan Negeri, Michael Bourke, mengatakan kepada Ngo bahwa tindakannya "serius" dan "berbahaya" dan bahwa ia telah "melanggar kepercayaan" banyak klien.
"Uang Anda gunakan untuk mendapatkan keuntungan gaya hidup secara umum," kata Hakim Bourke kepada Ngo. "Itu sepertinya termasuk pakaian, perhiasan dan kebiasaan mengonsumsi narkoba," kata Haklim lagi. Namun, "Pelanggaran besar terjadi saat Anda menyalahgunakan zat terlarang," kata Hakim Bourke.
Dalam pengadilan terungkap bahwa Ngo telah menjual sejumlah properti untuk membayar kembali uangnya, namun dia masih berutang $2,1 juta (sekira Rp21 miliar) kepada kliennya.
Selain menghancurkan profesinya sebagai agen properti, kasus pasutri yang mementingkan gaya hidup ini berakhir di penjara. Jadi, apakah kamu masih ingin mementingkan gaya hidup?
Share