Apa tujuan Anda beli rumah? Untuk dihuni sendiri atau investasi? Pasalnya, Beli rumah untuk dihuni sendiri bertujuan guna mendapatkan kenyamanan hidup, sementara jika tujuannya untuk investasi –entah disewakan atau dijual kembali– adalah mengejar keuntungan.
Nah, karena tujuannya berbeda maka strategi untuk membelinya pun harus berbeda juga sehingga tujuan membeli rumah dapat tercapai secara optimal, mendapat keuntungan ataupun kenyamanan hidup yang maksimal. Beli rumah untuk dihuni sendiri atau investasi? Seperti dilansir dari rumah.com berikut strateginya:
- Beli rumah sebagai investasi
Perlu diperhatikan, pengembang biasanya melakukan strategi penetapan harga sekitar 20%-30% di bawah harga standar. Harga standar adalah harga normal dalam perhitungan proyeksi keuangan sebuah proyek perumahan.
Harga ‘promosi’ ini biasanya hanya berlaku pada tahap awal pemasaran untuk memancing respon pasar. Begitu pasar menggeliat, perlahan tapi pasti harga akan merangkak naik hingga bisa mencapai 130% (bahkan lebih) dari harga standar untuk unit-unit terakhir.
Nah, apabila Anda berniat untuk berinvestasi, belilah rumah pada tahap awal pemasaran. Namun, hal ini cukup berisiko. Jika penjualan perumahan tersebut lambat, biasanya progres pembangunan pun akan terpengaruh. Sebaliknya, jika perumahan tersebut laku keras, dalam tempo kurang dari setahun, Anda bisa saja memperoleh keuntungan hingga 100%.
- Beli rumah untuk dihuni sendiri
Di sisi lain, jika Anda membeli rumah untuk dijadikan tempat tinggal, belilah rumah pada tahap pemasaran berikutnya. Tentunya jangan terlalu berharap untuk mendapatkan capital gain banyak, toh rumah tersebut akan Anda tempati dan lama kelamaan nilainya juga akan tinggi.
Konsekuensinya Anda memang akan membayar lebih mahal, namun Anda akan lebih aman karena tingkat keyakinan Anda akan berkembangnya perumahan dan lingkungan rumah tersebut lebih tinggi.
Share