logo-raywhite-offcanvas

22 Sep 2018

Fakta atau Mitos Bangunan Berbentuk Kubah Tahan Gempa?

Fakta atau Mitos Bangunan Berbentuk Kubah Tahan Gempa?

Puluhan ribu rumah rusak setelah serangkaian gempa melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Ahad (05/08/2018) lalu. Lebih dari 1.000 gempa, beberapa di antaranya berskala besar terjadi. Bangunan tahan gempa memang diperlukan.

Kerusakan parah terjadi di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur. Banyak bangunan yang hancur total. Kebetulan pusat gempa juga berada di Lombok Timur.

Namun, beberapa bagian bangunan masjid masih ada yang utuh. Bagian ini adalah kubah masjid. Saat masjid hancur berantakan, kubah masih tetap utuh.

Seperti dilansir dari situs rumah123.com dan arsitektur Archdaily melansir kalau kubah dikenal sebagai salah satu bentuk bangunan yang tahan gempa. Kubah juga sangat mudah dan cepat saat dibangun.

Selain itu, biaya pembangunan kubah lebih murah bila dibandingkan dengan bangunan hunian biasa pada umumnya. Masih ada lagi keunggulannya, kubah juga tahan api dan banjir.

Lembaga swadaya masyarakat DOME Lombok menawarkan pembangunan bangunan berkelanjutan di Lombok. Mereka bisa membangun rumah sederhana berbentuk kubah yang bisa dihuni lima orang dengan biaya hanya Rp8 juta (USD 550).

Organisasi ini berkomitmen untuk menemukan solusi bangunan berkelanjutan. Mereka tidak berkompromi soal desain, kualitas, atau kenyamanan penghuni.

Setiap rumah dibangun menggunakan tanah, pasir, kerikil, dan dilapisi plester batu alami. Selain itu, rumah ini dilengkapi fitur ramah lingkungan seperti solar panel, pengumpul air, dan sistem daur ulang air.

“Respons dari masyarakat ini sungguh luar biasa, Lombok dihuni mayoritas masyarakat Muslim. Di antara reruntuhan bangunan, satu hal yang tersisa adalah kubah masjid, mereka melihat betapa kuatnya kubah masjid ini,” ujar Ghazal Amini kepada Archdaily.

“Kami akan berbagi dengan mereka berupa keahlian, pengetahuan, dan material yang dibutuhkan untuk membangun rumah dengan struktur yang sama,” lanjut Ghazal yang juga seorang arsitek.

Pembangunan rumah memang sangat mendesak karena pengungsi membutuhkan tempat tinggal dan tidak mungkin berada di kamp pengungsian selamanya. Apalagi musim hujan akan datang sebentar lagi. Pengungsi memerlukan hunian yang bisa membuat mereka aman tinggal di dalamnya.

Soal rumah berbentuk kubah, masih ingat dengan kompleks rumah anti gempa di Yogyakarta? Semua rumah berbentuk kubah kan? Seharusnya, rumah di Indonesia memang harus tahan gempa mengingat negeri ini berada di lingkar cincin gunung api.

Share
Search
Tag